Kamu pasti pernah dengar berita tentang perang sosial media antara Indonesia dan Malaysia melawan Israel. Pasukan Netizen yang dipimpin Erlangga Greschinov (@greschinov) mulai menyerang akun prajurit Israel dan influencer aktif di media sosial seperti Instagram dan Twitter. Taktiknya adalah menyerang lewat komentar, pesan DM, panggilan telepon, dan pesan WhatsApp/Telegram kepada prajurit IDF. Serangan ini dilakukan untuk memberi sanksi sosial dan menekan Israel di dunia maya.

Sebagai warga negara Indonesia dan Malaysia, kita tentu bangga melihat perlawanan rakyat kita di media sosial. Namun, apakah kita paham sepenuhnya tentang kekuatan “netizen” kita dan apa saja dampak dari serangan sosial media ini? Artikel ini akan mengupas tuntas fenomena perang sosial media antara Indonesia, Malaysia, dan Israel yang kian memanas.

Apa Itu Serangan Netizen Ke Media Sosial Tentara Israel?

Apa itu Serangan Netizen terhadap Media Sosial Angkatan Darat Israel?

Netizen Indonesia dan Malaysia secara aktif melawan Israel melalui media sosial. Strateginya adalah membentuk ‘Pasukan Netizen’ untuk menyerang akun tentara Israel dan influencer yang aktif di media sosial.

Dipimpin oleh Erlangga Greschinov (@greschinov), netizen Indonesia dan Malaysia bersatu untuk memberlakukan sanksi sosial melalui komentar, pesan DM, panggilan dan pesan WhatsApp/Telegram kepada tentara IDF.

Serangan netizen ini dimulai pada Mei 2021, ketika konflik Israel-Palestina memanas. Pasukan netizen menyerang akun Instagram tentara IDF dengan komentar yang mengecam tindakan Israel di Palestina. Mereka juga mengirim pesan pribadi yang provokatif kepada tentara dan influencer Israel. Tujuannya adalah untuk mempermalukan dan mengintimidasi mereka di media sosial.

Walaupun kontroversial, taktik ‘penyerangan’ netizen ini cukup efektif. Banyak tentara dan influencer Israel yang akhirnya memilih untuk menonaktifkan komentar di postingan mereka atau bahkan menutup akun media sosial mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan dari netizen dapat memiliki dampak yang signifikan, terlepas dari apakah Anda setuju dengan tujuan kampanye mereka atau tidak.

Siapa Yang Memimpin Serangan Netizen Terhadap Tentara Israel?

Siapa yang memimpin serangan para netizen terhadap tentara Israel?

Erlangga Greschinov (@greschinov), seorang netizen Indonesia, memimpin serangan ini. Dia menyatukan netizen Indonesia dan Malaysia untuk menyerang secara sosial melalui komentar, pesan DM, panggilan telepon, dan pesan WhatsApp/Telegram kepada tentara IDF yang aktif di media sosial.

Strategi Serangan

Strategi utama adalah membentuk “Pasukan Netizen” untuk menyerang akun tentara Israel dan influencer yang aktif di media sosial. Serangan termasuk komentar negatif, pesan pribadi yang mengancam atau menghina, panggilan telepon di tengah malam, dan berbagi detail pribadi tentara di grup media sosial. Tujuannya adalah untuk menimbulkan ketakutan dan memaksa mereka menutup akun media sosial.

Dampak dari Serangan

Serangan ini berdampak besar. Beberapa tentara Israel menutup akun media sosial mereka karena volume serangan yang tinggi dan sifatnya yang mengancam. Ini menunjukkan kekuatan ‘netizen’ dalam perang siber. Meskipun Israel memiliki keunggulan militer, mereka kalah dalam perang opini di media sosial.

Serangan para netizen ini menimbulkan perdebatan soal etika penggunaan media sosial. Di satu sisi, penutupan akun ini dianggap kemenangan besar bagi Palestina. Di sisi lain, ada yang mengatakan bahwa serangan pribadi dan ancaman kekerasan melalui media sosial tidak bisa dibenarkan meskipun untuk tujuan politik.

Bagaimana Netizen Indonesia Dan Malaysia Melakukan Serangan?

Netizen Indonesia dan Malaysia aktif melawan Israel melalui media sosial. Strateginya adalah membentuk ‘Pasukan Netizen’ untuk menyerang akun tentara Israel dan influencer yang aktif di media sosial.

Dipimpin oleh Erlangga Greschinov (@greschinov), netizen Indonesia dan Malaysia bersatu untuk memberlakukan sanksi sosial melalui komentar, pesan DM, panggilan dan pesan WhatsApp/Telegram kepada tentara IDF.

Bagaimana Netizen Indonesia dan Malaysia Menyerang?

Netizen Indonesia dan Malaysia menyerang dengan berbagai cara:

  • Menghujani akun media sosial tentara dan influencer Israel dengan komentar provokatif dan pelecehan. Tujuannya adalah untuk mempermalukan dan mengacaukan obrolan di akun tersebut.
  • Mengirimkan ratusan pesan pribadi (DM) yang berisi ancaman dan pelecehan kepada tentara dan influencer Israel. Pesan-pesan ini dikirim dalam bahasa Indonesia, Melayu dan Inggris.
  • Melakukan panggilan beruntun dan mengirimkan pesan WhatsApp/Telegram yang berisi ancaman pembunuhan dan pelecehan ke nomor pribadi tentara dan influencer Israel.
  • Berkoordinasi dan bekerja sama melalui grup WhatsApp dan Telegram khusus untuk merencanakan serangan terhadap akun media sosial target. Mereka juga saling berbagi informasi tentang akun dan nomor pribadi yang dapat diserang.
  • Melakukan pelaporan massal (mass reporting) pada akun media sosial tentara dan influencer Israel agar akun tersebut diblokir atau dihapus.

Dengan kata lain, netizen Indonesia dan Malaysia menggunakan berbagai platform media sosial dan fitur komunikasi pribadi untuk melakukan pelecehan dan intimidasi secara terorganisir terhadap tentara dan influencer Israel.

Apa Tujuan Serangan Netizen Ke Media Sosial Tentara Israel?

Tujuan utama serangan media sosial oleh netizen terhadap akun media sosial tentara Israel adalah untuk memberikan tekanan psikologis. Mereka berharap bahwa dengan menyerang dan melecehkan para tentara Israel secara online, hal itu dapat mempengaruhi moral mereka. Para netizen ingin agar tentara Israel merasa tidak nyaman dan tidak aman di media sosial.

Tekanan Psikologis

Serangan brutal dan kasar dalam bentuk komentar, pesan pribadi, serta panggilan telepon dapat membuat siapa saja merasa tidak nyaman. Hal ini berlaku juga untuk para tentara Israel yang menjadi sasaran kemarahan netizen Indonesia dan Malaysia. Penyerangan tanpa henti dalam jumlah besar dirancang untuk memberikan efek psikologis dan menciptakan ketakutan.

Menurunkan Moral

Dengan meneror tentara Israel secara online dan offline, para netizen berharap dapat menurunkan moral dan semangat juang mereka. Serangan tanpa ampun yang dilakukan 24 jam nonstop diharapkan dapat melemahkan mental dan membuat mereka meragukan dukungan publik. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi kinerja dan efisiensi tentara Israel dalam melaksanakan tugas.

Menimbulkan Ketakutan

Selain memberikan tekanan aura4d psikologis, tujuan lain dari serangan media sosial adalah untuk menimbulkan rasa takut dan tidak aman di kalangan tentara Israel. Ancaman dan teror yang dilakukan secara terus menerus diharapkan dapat menciptakan ketakutan bahwa keamanan pribadi mereka terancam. Hal ini dapat memaksa mereka untuk mengurangi aktivitas di media sosial atau bahkan menghapus akun mereka.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Bergabung Dalam Serangan Media Sosial

Sebelum bergabung dengan serangan media sosial apa pun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Ini bukan hanya tentang mendukung suatu tujuan atau gerakan, tetapi juga tentang memahami implikasi dari tindakan Anda dan memastikan Anda melakukannya dengan cara yang bertanggung jawab.

Pikirkan motif dan tujuan Anda

Kenapa Anda ingin bergabung dengan serangan ini? Apakah Anda benar-benar peduli dengan isu yang diperjuangkan, atau hanya ingin merusak reputasi seseorang? Serangan yang dimotivasi oleh kebencian atau keinginan untuk merusak jarang menghasilkan perubahan positif.

Lakukan riset Anda

Pastikan Anda memahami konteks lengkap dari situasi yang ingin Anda kritik. Siapa yang terlibat, apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang diperdebatkan? Jangan hanya mengandalkan klaim dari orang lain di media sosial. Cari fakta dari berbagai sumber terpercaya agar Anda bisa membentuk opini Anda sendiri.

Pikirkan konsekuensinya

Sebelum melakukan atau membagikan sesuatu di media sosial, pikirkan apakah Anda akan tetap merasa nyaman jika dilihat oleh teman, keluarga, atau majikan Anda di kemudian hari. Meskipun Anda bermaksud baik, kata-kata Anda bisa ditafsirkan secara berbeda dan digunakan melawan Anda. Jaga agar komentar Anda tetap sopan dan bermartabat.

Lakukan dengan hati-hati

Jika Anda memutuskan untuk bergabung, lakukanlah dengan bijak. Serangan koordinasi di media sosial jarang efektif dan sering kali kontraproduktif. Lebih baik menyampaikan kritik Anda dengan cara yang santun dan beradab. Ini akan membuat orang lain lebih terbuka mendengarkan pesan Anda.

Conclusion

Dengan kemajuan teknologi informasi dan media sosial, kekuatan netizen semakin kuat. Kita sebagai warga dunia maya harus bersatu dan berani berbicara. Tujuannya bukan untuk menyerang secara pribadi, tetapi untuk menyuarakan ketidakadilan dan kekejaman yang terjadi di dunia ini. Gerakan seperti yang dilakukan @greschinov dan lainnya patut diapresiasi sebagai bentuk perlawanan damai melawan kezaliman. Mari kita berani bersuara, berani berpendapat, dan jangan takut untuk memperjuangkan keadilan bersama. Hanya dengan cara itu, kita dapat mewujudkan perubahan.